Member-only story
Dinamika Sosial dan Ekonomi pada Zaman Kolonial di Indonesia
Oleh: Apt. Dra. Theresia Permadi
Pada zaman kolonial, penduduk dibedakan menjadi tiga kelompok utama:
1. European: Terdiri dari warga negara Belanda dan yang disebut “gelijkgesteld”, yaitu warga lokal yang disamakan statusnya dengan warga negara Belanda.
2. Vreemde Oosterlingen: Terdiri dari warga negara asing seperti Tiongkok, Arab, dan India.
3. Inlander: Penduduk asli yang terdiri dari berbagai suku.
Pendidikan dan sekolah disesuaikan dengan penggolongan ini, seperti “Europese School” dan “Inlandse School”. Dalam dunia perdagangan pun terdapat kelompok-kelompok yang diberikan tugas tertentu.
Jabatan pegawai negeri didasarkan pada pendidikan dan kemampuan, namun karena pendidikan terbaik tersedia untuk kelompok pertama, posisi tinggi biasanya dipegang oleh kelompok ini. Hebatnya, di luar perbedaan kelompok, jabatan didasarkan pada meritokrasi dan jarang terjadi korupsi karena integritas tugas dinilai sangat tinggi.
Dalam perdagangan, pemerintah memegang kendali atas pusat-pusat distribusi yang berada di tangan pemerintah (sekarang dikenal sebagai BUMN). Di bawah mereka, kelompok kedua diberikan kepercayaan, terutama kelompok Tionghoa, yang sejak lama telah mencari kehidupan yang lebih baik di Indonesia. Menurut catatan, mereka telah datang ke Indonesia sejak Dinasti Tang (618–907 M) di daerah Palembang, sementara VOC baru masuk ke Indonesia pada tahun 1602 M. Sebagai kerajaan besar dengan kebudayaan maju yang melebihi bangsa Eropa pada masa itu, pedagang Tionghoa memiliki pengalaman yang jauh lebih luas dibandingkan bangsa-bangsa sekitarnya. Tidak heran jika Belanda memanfaatkan mereka dalam menguasai ekonomi kolonial.
Tanpa mempelajari sejarah, kita tidak bisa memahami kedudukan orang Tionghoa dan peranannya dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Peristiwa-peristiwa berdarah yang terjadi di zaman kolonial, terutama di Pulau Jawa, adalah akibat dari kebijakan pemerintah Belanda. Di luar Pulau Jawa, seperti di Sulawesi Utara, peristiwa-peristiwa ini tidak dikenal.
Setelah merdeka, terjadi gejolak-gejolak yang merupakan peristiwa “pembalasan” terhadap peristiwa masa lalu. Sayangnya, tidak banyak…